PENDIDIKAN SASTRA, MATERI DAN STRATEGI PEMBELAJARKAN SASTRA
TUGAS LAPORAN BACAAN PERTEMUAN MINGGU Ke – 15
[ PENDIDIKAN SASTRA, MATERI DAN STRATEGI MEMBELAJARKAN SASTRA ]
MATA KULIAH PENGANTAR PENGKAJIAAN KESUSASTRAAN
Dosen Pengampu : Dr. Abdurahman, M.Pd.
Nama : Reni Putri Maiheni
NIM : 21016107
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021
PENDIDIKAN SASTRA, MATERI DAN STRATEGI PEMBELAJARKAN SASTRA
PENDAHULUAN
Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa. Dimasukkannya pembelajaran sastra ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia kiranya dapat dimaklumi, karena secara umum, sastra adalah segala sesuatu yang ditulis. Pengertian semacam itu dianggap terlalu luas dan juga terlalu sempit. Dianggap terlalu luas karena, dengan demikian, semua buku termasuk sastra. Dianggap terlalu sempit dengan keberatan bahwa macam balada yang dinyanyikan dan cerita yang dibacakan, dengan demikian, tidak termasuk dalam sastra (Sumaryadi, 2008).
Pembelajaran sastra penting bagi siswa karena berhubungan erat dengan keharuan. Sastra dapat menimbulkan rasa haru, keindahan, moral, keagamaan, khidmat terhadap Tuhan, dan cinta terhadap sastra bangsanya (Broto, 1982:67). Di samping memberikan kenikmatan dan keindahan, karya sastra juga memberikan keagungan kepada siswa pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sastra Indonesia secara umum dapat dipakai sebagai cermin, penafsiran, pernyataan, atau kritik kehidupan bangsa.
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Sastra
Pembelajaran sastra di Indonesia sejak dulu hingga sekarang selalu mejadi permasalahan. Kurangnya guru yang menguasai bidang sastra, peserta didik yang kurang antusias serta buku-buku penunjang merupakan beberapa faktor mengapa sastra sering dianak-tirikan. Sebagian masyarakat pun masih memandang bahwa sastra hanyalah karangan bohong belaka dari si pengarang sehingga timbul lah diskriminasi. Namun pada kenyataannya, sastra dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra mampu membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik, dan budaya. Selain itu, melalui sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting di dalam diri mereka dan menyadari bahwa mereka sendirilah yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
Sastra tidak pernah pudar apalagi mati. Sebab, sastra mampu mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan peka dengan lingkungan sekitar. Sastra tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Relita-realita yang ada di dalam masyarakat kemudian dituangkan dalam beberapa karya seperti cerita, puisi maupun bentuk karya sastra lainnya. Adanya karya sastra inilah yang mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan pertisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa. Pendidikan sastra tentu akan memegang peranan penting dalam mengolah pola pikir masyarakat. Namun, pendidikan sastra tidak pernah dijadikan acuan dalam penyelesaian masalah. Padahal, sastra adalah ilmu yang menarik. Sastra mampu membukakan mata pembaca mengenai realita sosial, politik, dan budaya yang ada di masyarakat. Selain itu, sastra menyimpan pesan moral atau amanat dari sang penulis. Sastra juga dapat menjadi tonggak perubahan di masyarakat. Sebagai contoh adalah karya François Rabelais yang berjudul Gargantua (1534). Kritikan Rabelais dituangkan dalam kehidupan sang tokoh utama, yaitu seorang anak raksasa bernama Gargantua. Ia mengkritik sistem pendidikan di Perancis yang tidak sesuai dengan prinsip humanisme.
Maka, jelaslah karya sastra mempunyai relevansi tinggi dengan masalah-masalah di dunia pendidikan. Melalui karya sastra, seorang penulis dapat menyampaikan gagasannya. Ketika gagasan itu disebarluaskan melalui karya, masyarakat mulai berpikir akan adanya perubahan. Terbukti beberapa beberapa puluh tahun kemudian, pemerintah Perancis mulai membenahi sistem pendidikan yang “kolot” tersebut. Selain sebagai media efektif untuk penyampaian gagasan si penulis, sastra juga dapat menjadi media edukasi bagi para siswa. Dalam memahami suatu karya sastra, siswa akan ditantang untuk berpikir kritis. Siswa juga dapat memahami budaya masyarakat yang menjadi latar dalam teks sastra yang sedang dipelajarinya. Jadi, sesungguhnya banyak sekali manfaat yang bisa diambil ketika mempelajari suatu karya sastra. Selain memanusiakan manusia, sastra juga mampu memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional serta mempertajam penalaran seseorang. Dengan mempelajari sastra, seorang siswa akan dilatih kepekaannya. Sehingga ilmu yang dipelajarinya dapat diaplikasikan secara langsung dalam mengatasi permasalahan di masyarakat.
B. Materi Membelajarkan Sastra
• Pengajaran Puisi
Guru hendaknya memilih bahan berdasarkan tingkat kemampuan siswa-siswinya, dan hendaknya selalu ingat bahwa tidak ada unsur-unsur magis yang melekat pada nama-nama penyair terkenal atau mempunyai reputasi yang mantap.
Dalam mengajak para siswa untuk memahami dan menikmati puisi hendaknya guru tidak terlalu tergesa-gesa membebani para siswa dengan istilah-istilah seperti gaya bahasa metafora, hiperbola, personifikasi, dan sebagainya.
• Pengajaran Prosa
Para guru sastra sebenarnya sangat beruntung karena mutu dan jenis prosa cerita ini cukup banyak jumlahnya. Yang berbentuk novel misalnya, guru dengan mudah dapat menemukan novel yang cocok untuk pembaca awam sesuai dengan tingkat kebahasaan yang dikuasainya. Novel-novel tersebut mengandung banyak pengalaman yang bernilai pendidikan yang positif. Jenis karya sastra yang berbentuk novel ini dapat membina minat membaca siswa.
Langkah penting untuk menanamkan kebiasaan pada seseorang adalah dengan memberi contoh atau tindakan nyata. Guru diharapkan dapat menumbuhkan minat dasar bacaan, baik masalah pribadi, sosial, maupun umum bukan hanya mengutip. Siswa yang telah siap dapat diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat atau membacakan hasil karyanya. Sambutan dan pujian dari rekan-rekannya sekelas akan lebih baik daripada hanya sekedar pujian dari gurunya.
• Pengajaran Drama
Drama adalah bentuk sastra yang dapat merangsang gairah dan mengasyikkan para pemain dan penonton sehingga sangat digemari masyarakat. Tujuan utama dalam mempelajari drama adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan sebaik-baiknya dalam suatu pementasan. Untuk mempelajari pementasan ini memang tidak selalu mudah, terutama bagi siswa yang sama sekali belum mengenal pelik-pelik keadaan suatu pentas drama. Untuk itu, seorang guru (pelatih) drama bertanggung jawab untuk memperkenalkan siswa-siswanya pada kondisi pementasan drama. Dalam beberapa hal, lingkungan siswa sehari-hari (misalnya: televisi, sandiwara, film, dan sebagainya) dapat dimanfaatkan untuk membantu menyampaikan pengalaman pementasan yang nyata.
C. Strategi Membelajarkan Sastra
Menurut Wena (2011:5), strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik (Mohamad, 2011:10-16).
Pembelajaran yang Aktif – Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.
Pembelajaran yang Inovatif – Inovatif disini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa.
Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan – Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya.
Pembelajaran yang Kreatif – Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Pembelajaran yang Efektif – Segala pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan kemampuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan, penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media yang pas serta evaluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Pembelajaran yang Menarik – Inti dari strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan baik.
PENUTUP
Pendidikan sastra dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra mampu membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik, dan budaya. Selain itu, melalui sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting di dalam diri mereka dan menyadari bahwa mereka sendirilah yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Karya sastra mempunyai relevansi tinggi dengan masalah-masalah di dunia pendidikan. Melalui karya sastra, seorang penulis dapat menyampaikan gagasannya. Ketika gagasan itu disebarluaskan melalui karya, masyarakat mulai berpikir akan adanya perubahan. Materi membelajarkan sastra terdiri dari pengajaran prosa, puisi, dan drama. Menurut Mohamad (2011:10-16), satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik.
DAFTAR PUSTAKA
• https://text-id.123dok.com/document/6qmjnk75q-pengertian-pembelajaran-sastra-pembelajaran-sastra-di-sekolah.html, diakses pada 26 November 2021.
• Yarmi, Gusti. 2008. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jurnal Pendidikan Penabur Vol. 7 No. 11. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/jurnal/Pendekatan_dan_Strategi_Pembelajaran_Bah.pdf, diakses pada 26 November 2021.
• Buahpena. 2015. Mengulik Peranan Sastra dalam Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, http://buahpena.fib.ugm.ac.id/?p=351, diakses pada 25 November 2021.
• Ardianysah, Nyonya. 2016. PENDEKATAN, METODE, STRATEGI, MODEL PEMBELAJARAN SASTRA. Informasi Pendidikan Nasional, https://www.infodiknas.com/pendekatan-metode-strategi-model-pembelajaran-sastra.html, diakses pada 25 November 2021.
• Sumaryadi. 2008. Pembelajaran Sastra di Sekolah, http://www.sumaryadi.multiply.com/journal/item/2008/03 diakses pada 25 November 2021.
• https://text-id.123dok.com/document/6qmjnk75q-pengertian-pembelajaran-sastra-pembelajaran-sastra-di-sekolah.html, diakses pada 26 November 2021.