PROSA { Unsur-unsur instrinsik fiksi, khusus fakta cerita, sarana Cerita dan Tema }
TUGAS LAPORAN BACAAN PERTEMUAN MINGGU Ke – 7
[ PROSA : Unsur-unsur instrinsik fiksi, khusus fakta cerita, sarana
Cerita dan Tema ]
MATA KULIAH PENGANTAR PENGKAJIAAN KESUSASTRAAN
Dosen Pengampu : Dr.Abdurahman,M.pd
Nama : Reni Putri Maiheni
NIM : 21016107
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021
1.PENDAHULUAN
Prosa dalam kesusastraan sering disebut juga dengan istilah fiksi. Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, yakni prose. Prosa atau fiksi memiliki arti sebuah
karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan atau dapat juga berarti suatu kenyataan yang yang lahir berdasarkan khayalan. Sudjiman (1984:17) menyatakan bahwa fiksi adalah cerita rekaan, kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Jika berbicara fiksi, maka konteksnya mengingatkan kepada karya sastra. Sebaliknya jika berbicara karya sastra, maka konteks tersebut akan mengarahkan kepada sebuah karya sastra yang bersifat fiktif. Secara umum prosa/fiksi memiliki arti sebuah cerita rekaan yang kisahannya mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang. Muliadi (2017:1) mengatakan bahwa fiksi atau prosa adalah “salah satu jenis genre sastra, di samping genre lainya. Genre lain yang di maksud ialah puisi dan drama. Prosa termasuk karya sastra yang disebut, cerpen, Cerpen, dan novel”.
2.PEMBAHASAN
Prosa ialah sebuah karya sastra berupa tulisan bebas yang tidak terikat dengan berbagai aturan yang dalam penulisan nya seperti rima, diksi, irama, dan lain sebagainya.
Makna tulisan yang terdapat di dalam prosa yakni bersifat denotatif dan tulisan yang terkandung di dalamnya memiliki makna yang sebenarnya. Walaupun terkadang terdapat kata kiasan di dalamnya, Maka dalam hal tersebut hanya dapat fungsikan sebagai ornamen atau hanya untuk memperindah tulisan yang ada di dalam prosa tersebut.
Secara etimologis, kata prosa yakni di langsir dari bahasa Latin “Prosa” yang artinya “terus terang”. Sehingga pengertian prosa tersebut adalah karya sastra yang di pergunakan untuk mendeskripsikan sebuah fakta.
Ciri Ciri Prosa
Kita bisa mengenali sebuah karya sastra dari karakteristiknya. Adapun ciri-ciri prosa yakni sebagai berikut:
1. Bentuknya Bebas
Seperti apa yang sudah dijelaskan pada pengertian prosa di atas, bentuk prosa tidak terikat oleh baris, bait, suku kata, dan irama. pada umumnya bentuk prosa adalah sebuah rangkaian kalimat yang membentuk suatu paragraf, misalnya dongeng, hikayat, dan lain sebagainya. Prosa juga bisa disajikan dalam bentuk tulisan maupun secara lisan.
2. Memiliki Tema
Setiap prosa juga pasti memiliki tema yang menjadi dasar dalam sebuah cerita dan merupakan pokok pembahasan di dalamnya.
3. Mengalami Perkembangan
Prosa juga dapat mengalami suatu perkembangan karena dipengaruhi oleh perubahan yang ada di masyarakat.
4. Terdapat Urutan Peristiwa
Biasanya di dalam prosa juga terdapat alur sebuah cerita yang menjelaskan urutan peristiwa. Alur peristiwa tersebut ada yang berbentuk alur maju, mundur atau campuran.
5. Terdapat Tokoh di Dalamnya
Seperti layaknya karya sastra lain, di dalam prosa tersebut juga terdapat tokoh, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.
6. Memiliki Latar
Di dalam prosa tersebut juga terdapat latar pada masing-masing kejadian, baik itu latar tempat, waktu, maupun suasana.
7. Terdapat Amanat
Di dalam prosa juga banyak terkandung amanat dan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengarnya sehingga dapat mempengaruhi mereka.
8. Pengaruh Bahasa Asing
Pada prosa juga dapat dipengaruhi oleh bahasa asing, misalnya bahasa Jepang, atau bisa juga tidak terpengaruh.
9. Nama Pengarang
Setiap prosa pasti ada yang mengarangnya. Akan tetapi, nama pengarangnya juga ada tidak selalu dipublikasikan.
Jenis - Jenis Prosa
Secara umumnya prosa bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu prosa lama atau prosa baru. Mengacu pada pengertian prosa, adapun jenis-jenis prosa ialah sebagai berikut:
A. Prosa Lama
Prosa lama ialah jenis prosa yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan luar atau asing dan biasanya disajikan secara lisan. Berikut ini yang termasuk dalam prosa lama yakni:
1. Hikayat
Bentuk prosa lama yang sifatnya fiktif yakni banyak mengisahkan tentang kehidupan peri, dewi, pangeran, puteri, dan raja-raja yang mempunyai kekuatan gaib.
Contoh; Hikayat Hang Jebat, Hikayat Raja Bijak
2. Sejarah (Tambo)
Bentuk prosa lama yang menceritakan peristiwa sejarah yg sesuai dengan fakta. yangDi dalamnya juga terdapat silsilah para raja-raja.
Contoh; Sejarah Melayu oleh Tun Sri Lanang (1612).
3. Kisah
Bentuk prosa lama yang menceritakan tentang perjalanan, pengalaman dan petualangan seseorang di jaman dahulu.
Contoh; Kisah Raja Abdullah Menuju Kota Mekkah.
4. Dongeng
Bentuk prosa lama yang banyak berisi cerita khayalan mengenai masyarakat pada jaman dahulu. Adapun dongeng juga memiliki beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut;
Mitos (myth), adalah dongeng yang menceritakan sebuah kisah-kisah gaib. Contoh; Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, dan lain-lain sebagainya.
Legenda, adalah dongeng yang menceritakan mengenai asal mula terjadinya suatu peristiwa atau tempat. Contoh; Legenda Danau Toba, Legenda Tangkuban Perahu, dan lain di antaranya.
Fabel, adalah dongeng yang tokoh di dalam adalah binatang. Contoh; Si Kancil dan Buaya, dan lain diantaranya.
Sage, adalah dongeng yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan, kesaktian, atau keberanian seorang tokoh. Contoh; Patih Gadjah Mada, Calon Arang, Ciung Winara, dan lain sebagiannya.
Jenaka atau Pandir, adalah dongeng yang menceritakan mengenai perilaku orang bodoh, malas, cerdik, dimana penyampaiannya dengan humor. Contoh; Lebai Malang, Pak Belalang, dan lainnya.
5. Cerita Berbingkai
Bentuk prosa lama yakni cerita yang di dalamnya terdapat cerita lain yang disampaikan oleh tokoh di dalamnya.
Contoh; Cerita Berbingkai Seribu Satu Malam.
B. Prosa Baru
Prosa baru merupakan jenis prosa yang telah mengalami banyak perubahan karena pengaruh kebudayaan barat. Beberapa yang termasuk dalam prosa baru adalah:
1. Novel
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terkandung cerita yang panjang mengenai hal dari kehidupan tokoh di dalamnya, dan bersifat fiktif atau non-fiktif.
Contoh misalnya; Novel Laskar Pelangi, Ave Maria dan lainnya.
2. Cerpen
Bentuk prosa baru yang di dalamnya menceritakan kisah tokoh utamanya, konflik serta penyelesaiannya yang ditulis secara ringkas dan padat.
Contoh misalnya; Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta, Robohnya Surau Kami oleh A. A. Navis.
3. Roman
Bentuk prosa baru di dalamnya terdapat kisah dari kehidupan seseorang secara menyeluruh, mulai dari lahir hingga meninggal.
Contoh; Layar Terkembang oleh Sultan Takdir Ali Syahbana.
4. Riwayat
Jenis prosa baru yang berupa tulisan dan di dalamnya menceritakan tentang kisah hidup seseorang yang menginspirasi.
5. Kritik
Jenis prosa baru berupa tulisan dimana isinya merupakan tulisan yang memberi alasan atau menilai hasil kerja orang lain.
6. Resensi
Jenis prosa baru berupa tulisan yang berisi rangkuman atau ulasan suatu karya (buku, seni, film, musik, dan lainnya). Di dalam resensi tersebut berisi pendapat dari sudut pandang sang penulis mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya.
7. Esai
Bentuk tulisan yang isinya adalah opini serta sudut pandang pribadi tentang suatu hal yang menjadi topik utama di dalam tulisan tersebut.
Unsur-Unsur Crita Fiksi:
Kata fiksi berasal dari bahasa latin fictum yang artinya membentuk, membuat, mengadakan, dan menciptakan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata fiksi artinya sesuatu yang dibentuk. Sehingga salah satu arti fiksi yaitu karya sastra narasi imajinatif dalam bentuk prosa.
Unsur-unsur cerita fiksi :
1.Latar (setting)
Dalam buku Analisis Fiksi (2012) oleh F. Aziez dan Abdul Hasim, latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, berupa tempat, waktu, atau peristiwa yang memiliki fungsi fisikal dan psikologis.
Latar dalam cerita fiksi tidak semata-mata untuk latar yang bersifat fisikal saja, melainkan menuansakan makna tertentu serta mampu menciptakan emosi atau kejiwaan pembaca.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan latar dalam cerita fiksi, yaitu:
Latar bersifat fisikal berhubungan dengan tempat serta benda-benda di lingkungan sekitar. Sedangkan latar bersifat psikologis berupa lingkungan atau nuansa yang mampu menggugah emosi pembaca.
Latar fisikal terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik, sedangan psikologis berupa suasana maupun sikap serta jalan pikiran.
Latar fisikal mampu dipahami secara tersurat, sedangkan psikologis perlu penghayatan dan penafsiran.
2.Penokohan dan perwatakan
Tokoh merupakan pelaku yang membawa cerita dalam cerita fiksi, sehingga terjalin sebuah kisah. Sedangkan, penokohan dapat diartikan sebagai cara pengarag menampilkan tokoh dana cerita.
Tokoh dalam cerita fiksi dibedakan atas tokoh utama dan tambahan. Tokoh dalam cerita fiksi memiliki watak yang sama seperti manusia di dunia nyata.
Terdapat dua sebutan untuk perwatakan tokoh cerita fiksi, yaitu pelaku protagonis (watak baik) dan pelaku antagonis (watak jahat atau buruk).
Cara penulis untuk menggambarkan rupa, watak, dan tokoh, di antaranya:
• Melukiskan bentuk lahir
• Melukiskan jalan pikiran pelaku
• Melukiskan bagaimana reakis pelaku terhadap peristiwa-peristiwa
• Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku
• Pengarang melukiskan keadaan sekitar tokoh
• Pengarang menggambarkanbagaimana pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama
• Pelaku lain dalam cerita membicarakan keadaan pelaku utama
Sebutan untuk pelaku dalam cerita fiksi, yaitu:
• Simple character, untuk pelaku tambahan
• Complex character, untuk pelaku yang kemunculannya banyak dibebani masalah
• Pelaku dinamis, pelaku yang mengalami perubahan dan perkembangan batin
• Pelaku statis, pelaku yang tidak menunjukkan adanya perubahan dan perkembangan
3.Alur (plot)
Alur sebagai struktur penceritaan atau sebagai alur kejadian yang titik beratnya pada adanya hubungan sebab-akibat.
Tahap-tahap alur dalam fiksi, sebagai berikut:
Eksposisi (tahap awal)
Pada tahap ini, diperkenalkan para tokoh pelaku kepada pemcaba, situasi para tokoh, rencana konflik yang akan terhadi, dan ghambaran mengenai resolusi fiksi.
4.Komplikasi
Komplikasi merupakan bibit-bibit unstrik yang berkembang menjadi konflik. Tokoh utama menemui hambatan yang menjauhkan dia dari tujuannya.
Dalam komplikasi, pembaca mempelajari serta memahami tipe sosok tokoh utama yang sesungguhnya.
5.Klimaks
Klimaks adalah puncak konflik, biasanya terjadi perubahan penting dalam nasib tokoh utama, apakah akan menemui kesuksesan atau sebaliknya.
6.Revelasi
Pengungkapan suatu tabir masalah yang dialami tokoh utama, sehingga mulai jelas arah penyelesainnya.
Denouement
Denouement yaitu penyelesaian yang mebahagiakan atau menyedihkan. Serta solusi untuk penyelesaian konflik secara terbuka (diserahkan kepada pembaca seusai imajinasinya).
7.Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita. Sudut pandang terbagi menjadi:
Narrator omniscient, yaitu pengusah yang juga berfungsi sebagai pelaku cerita sehingga menjadi penutur yang serba tahu tantang appa yang ada dalam benak pelaku. Pengarang menyebut pelaku utama dengan sebutan saya atau dia
Narrator observe, adalah bla pengisah hanya berfungsi sebagai pengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya tahu dalam batas tertentu. Pengarang menyebut pelaku utama dengan ia, dia, atau namanya.
Narrator observe omniscient, yakni pengarang hanya menjai pengamat dari para pelaku, tetapi juga pengusah yang serba tahu. Pengarang diibaratkan sebagai dalang.
Narrator the third person omniscient, adalah pengarang hadir di dalam cerita yang diciptakannya sebagai pelaku ketiga yang serba tahu. Pengarang dimungkinkan menyebut namanya sendiri (saya atau aku).
8.Tema
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tema sebagai tempat meletakkan suatu perangkat karena tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam menciptakan cerita.
Pengarang dan pembaca biasanya memahami tema secara terbalik. Pengarang harus memahami tema sebelum proses kreatif penciptakan fiksi, sednagkan pembaca baru memahami tema setelah selesai memahami cerita.
Tema-tema suatu cerita fiksi secara umum dapat dikelompokkan pada persoalan adat, sosial-politik, pendidikan, dan sebagainya.
9.Amanat
Amanat merupakan pikiran pokok hasil renungan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pokok pikiran ini merupakan endapan dari hassil perenungan pengarang yang disajikan pengarang kepada pembaca melalui cerita.
Di dalam karya sastra fiksi modern, amanat biasanya tersirat, sedangkan di dalam karya sastra lama pada umumnya tersurat.
Sehingga, untuk memahami amanat karya sastra modern, pembaca harus mencari sendiri amanat yang tersembunyi.
Stanton 2007: 20 mendeskripsikan unsur-unsur pembangun struktur ini terdiri atas tema, fakta-fakta cerita, dan sarana-sarana sastra.
a. Tema
Tema merupakan gagasan utama. Tema memberi kekuatan dan menegaskan kebesatuan kejadian-kejadian yang sedang diceritakan sekaligus mengisahkan kehidupan dalam konteksnya yang paling umum Stanton, 2007: 7. Tema merupakan aspek yang sejajar dengan makna, tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Tema merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan detail sebuah cerita Stanton, 2007: 37.
b. Fakta-Fakta Cerita
Karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Jika dirangkum menjadi satu, semua elemen ini dinamakan “struktur factual” atau “tingatan faktual” cerita. Struktur faktual bukanlah bagian terpisah dari sebuah cerita. Strukutur faktual merupakan aspek cerita Stanton, 2007: 22.
c. Sarana Cerita
Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai cara pengarang memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna Stanton, 2007: 47. Seorang penulis yang serius hendaknya mampu menemukan metode untuk mengendalikan reaksi para pembaca, metode ini disebut sarana-sarana sastra Stanton, 2007: 47. Beberapa sarana dapat ditemukan dalam setiap cerita seperti konflik, klimaks, tone dan gaya, dan sudut pandang. Sarana-sarana paling signifikan diantara berbagai sarana yang kita kenal adalah karakter utama, konflik utama, dan tema utama Stanton, 2007: 51. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis struktural berusaha untuk menunjukkan dan menjelaskan unsur-unsur yang membangun karya sastra serta hubungan antara unsur-unsur tersebut dalam membentuk makna yang utuh. Adapun langkah-langkah analisis struktural adalah sebagai berikut. a. Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas, mana yang tema dan mana yang tokohnya. b. Mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasikan sehingga diketahui tema, alur, penokohan, latar dalam sebuah karya sastra. c. Menghubungkan masing-masing unsur sehingga memperoleh kepaduan makna secara menyeluruh dari sebuah karya sastra Nurgiyantoro, 2000: 37.
PENUTUP
Sering kita merasa tidak punya ide untuk menulis prosa fiksi / cerpen. Di lain
kesempatan kita juga dihadapkan pada kebingungan apa yang harus kita tulis
dengan tugas menulis prosa fiksi /cerpen.
SARAN
1) Pilih salah satu ide yang menarik.
2) Yakinlah ide yang akan kita pilih semuanya berpotensi menarik. Jadi
jangan ragu; jangan pernah berpikir ide kita biasa saja. Cerpen yang luar biasa adalah cerpen yang mengangkat ide-ide biasa tetapi mendapat respons pembaca yang luar biasa.
3) Mengerucutkan ide apabila ide terlalu luas.
4) Dalam mengapresiasi prosa fiksi kita harus menggunakan pendekatan prosa fiksi. Karena sangat fungsional sekali dalam membantu kita untuk lebih mudah berdialog dengan karya prosa fiksi. Sehingga apresiasi yang kita buat lebih jelas maksudnya dan bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka & Referensi
https://materibelajar.co.id/prosa-adalah/
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/2021/02/27/150946269/unsur-unsur-intrinsik-cerita-fiksi?amp_gsa=1&_js_v=a6&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16333394745962&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fskola%2Fread%2F2021%2F02%2F27%2F150946269%2Funsur-unsur-intrinsik-cerita-fiksi
https://text-id.123dok.com/document/lzgll6e8q-tema-fakta-fakta-cerita-sarana-cerita.html