TEORI SASTRA, KRITIK SASTRA, DAN SEJARAH SASTRA

TUGAS LAPORAN BACAAN PERTEMUAN MINGGU Ke – 4
[ TEORI SASTRA, KRITIK SASTRA, DAN SEJARAH SASTRA ]

MATA KULIAH PENGANTAR PENGKAJIAAN KESUSASTRAAN

Dosen Pengampu : Dr.Abdurahman,M.pd

Nama : Reni Putri Maiheni
NIM : 21016107

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021

A.PENDAHULUAN

Dalam lingkup ilmu sastra terdapat komponen disiplin ilmu yang meliputi Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra. Ketiga bidang ilmu ini saling berkaitan. Laporan bacaan Sastra ini dimulai dengan materi ruang lingkup ilmu sastra tersebut.
Tujuannya tidak lain untuk memberikan pemahaman kepada Anda tentang ruang lingkup ilmu sastra sehingga dalam proses pembelajaran sastra Anda dapat mempelajari disiplin ilmu sastra sebagai suatu yang utuh, yang tidak terpisah-pisah.
Pada laporan bacaan ini akan dipelajari ruang lingkup ilmu sastra yang meliputi Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra serta hubungan antara ketiga disiplin ilmu sastra tersebut. Dalam mempelajari ilmu sastra, ketiga disiplin ilmu sastra tersebut saling berkaitan.
Dalam perkembangan ilmu sastra ada teori yang mencoba memisahkan antara ketiga bidang ilmu tersebut. Kenyataannya, pada waktu melakukan pengkajian terhadap karya sastra, ketiga disiplin ilmu sastra tersebut tidak dapat dipisahkan.

B.PEMBAHASAN

A.TEORI SASTRA

Teori sastra dalam arti sempit adalah studi sistematis mengenai sastra dan metode untuk menganalisis sastra. Akan tetapi, kata "teori" telah menjadi istilah umum untuk berbagai pendekatan ilmiah untuk membaca teks.

1. TEORI PSIKOANALISIS
Teori ini menganggap bahwa karya sastra selalu membahas peristiwa kehidupan manusia. Manusia yang memiliki perilaku yang beragam dipengaruhi oleh kondisi psikologis seseorang yang akan mempengaruhi kehidupannya. Secara langsung karya sastra adalah produk dari jiwa dan pemikiran pengarang yang berada dalam kondisi setengah sadar. Para pakar psikologis yang terkenal dalam pendekatan teori ini adalah Jung, Adler, Freud, dan Brill memberikan banyak kontribusinya terhadap teori ini.
Teori ini biasanya terbagi dalam tiga aspek yaitu Id, Ego dan Super ego. Id adalah naluri makhluk hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya di muka bumi. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab dalam menangani sebuah realitas (memuaskan keinginan Id dengan cara yang realitas). Super ego adalah pengendali Id dan Ego yang berasal bukan dari diri sendiri melainkan penyerapan standar aturan dan pranata dari pendidikan orang tua dan lingkungan sekitar.

2.TEORI STRUKTURAL
Teori ini tidak memperlakukan karya sastra sebagai objek kajiannya karena yang menjadi kajiannya adalah sistem sastra itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari hubungan berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Teori ini dapat dideskripsikan terpisah dari pengarang ataupun realitas sosial.

3. TEORI FEMINISME
Teori ini adalah cerminan realitas sosial patriarki. Berawal dari gejolak para perempuan yang tertindas oleh sistem sosial patriarki, teori feminisme ini tidak berdiri di dalam satu aliran. Feminisme terdiri atas beberapa aliran seperti aliran liberalis, marxis, sosialis, eksistensialis, psikoanalitik, radikal, postmodern, dll. Tokoh-tokoh terkemuka dalam teori ini adalah Helena Cixous, Virginia Wolf, dan Kate Millet.
Dengan adanya teori ini, semakin banyak bermunculan sastrawati bahkan para wanita yang telah membuat karya sastra dengan menggunakan nama laki-laki mulai berani menunjukkan siapa jati diri sebenarnya.

4. TEORI KEPRIBADIAN ABDUL AZIZ AHYADI
Kepribadian adalah suatu organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri perorangan yang menentukan penyesuaian terhadap diri terhadap lingkungan. Teori Kepribadian Abdul Aziz Ahyadi merupakan teori yang menganalisis sisi kepribadian yang ada dalam karya sastra. Baik kepribadian masyarakat yang diceritakan, maupun kepribadian tokoh-tokohnya.

5.SOSIOLOGI SASTRA
Karena karya sastra dianggap sebagai cerminan dari kehidupan sosial masyarakatnya, maka karya sasta bersifat unik. Karena imajinasi pengarang karya sastra dipadukan dengan kehidupan sosiak yang kompleks. Sosiologi sastra merupakan teori sastra yang menganalisis sebuah karya sastra didasarkan pada segi-segi kemasyarakatan. Karya sastra juga dianggap sebagai ekspresi pengarang. Disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak dapat lepas dari interaksi sosial dan komunikasi serta kepribadian manusia dipengaruhi oleh sistem budaya, maka struktur sosial pengarang dapat mempengaruhi bentuk karya sastra itu sendiri.

6. RESEPSI SASTRA
Resepsi sastra adalah kualitas keindahan yang timbul sebagai akibat hubungan antara karya sastra dengan pembaca. Jika peneliti menggunakan resepsi sastra dalam penelitiannya, maka harus ditentukan terlebih dahulu maksud pengarang yang sebenarnya, barulah mencaritahu reaksi dari pembaca setelah membaca karya sastra.
Teori resepsi pembaca berusaha mengkaji hubungan karya sastra dengan resepsi (penerimaan) pembaca. Dalam pandangan teori ini, makna sebuah karya sastra tidak dapat dipahami melalui teks sastra itu sendiri, melainkan hanya dapat dipahami dalam konteks pemberian makna yang dilakukan oleh pembaca. Dengan kata lain, makna karya sastra hanya dapat dipahami dengan melihat dampaknya terhadap pembaca.
Karya sastra sebagai dampak yang terjadi pada pembaca inilah yang terkandung dalam pengertian konkretisasi, yaitu pemaknaan yang diberikan oleh pembaca terhadap teks sastra dengan cara melengkapi teks itu dengan pikirannya sendiri.

7.TEORI MARXIS
Teori Marxis memberikan penekanan terhadap kehidupan manusia yang mana di dalam kehidupan manusia itu sendiri ditentukan oleh sistem sosial dan ekonomi. Marxis memandang bahwa sejarah, budaya dan ekonomi saling berkaitan dalam memahami kelompok masyarakat. Sebab Marxisme sendiri merupakan paham yang percaya bahwa penentu dari suatu kehidupan adalah sosio ekonomi.

8.SASTRA POSKOLONIAL
Merupakan kesusastraan yang membawa pandangan subversif terhadap penjajah dan penjajahan (Aziz, 2003: 200).

9.STILISTIKA STUDI SASTRA
Merupakan ilmu yang menganalisis cara penggunaan dan gaya bahasa dalam suatu karya sastra.

10.KAJIAN SEMIOTIK
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed, 1992: 2). Dalam pandangan semiotik yang berasal dari teori Saussure, bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut dengan makna. Jika dalam suatu teks kesastraan bahasa menjadi sebuah sistem tanda, maka bukan hanya mengarah pada tataran makna pertama melainkan pada tataran makna tingkat kedua.

B.KRITIK SASTRA

Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra. Selain menghakimi karya sastra, kritik sastra juga memiliki fungsi untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas. Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra.

jenis– jenis kritik sastra antara lain :

1) Kritik Judisial
Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penilaian atau pe Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif.

2) Kritik Induktif
Kritik Induktif adalah jenis kritik sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur.

3) Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya.

4) Kritik Historis
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang.

5) Kritik Filosofis
Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakikat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir.

6) Kritik Formalis
Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek psikologisnya.

7) Kritik Relativistik
Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya.

8) Kritik Absolutistik
Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternatif bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus memberikan penilaian terhadap suatu karya yang hadir selanjutnya adalah sebuah kebingungan.

9) Kritik Interpretatif
Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan sebagai jenis kritik ini karena hakikat kritik sastra sendiri adalah memberikan interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar yang secara relatif tidak ada hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan terlihat keterkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra.

10) Kritik Tekstual
merupakan jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah suatu karya sastra.

11) Kritik Linguistik
Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut agar terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik.

12) Kritik Biografis
Kritik ini sebenarnya adalah kritik historis yang wilayahnya dipersempit yaitu khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya.

13) Kritik Komparatif
Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi harapan, kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – kejadian yang berhubungan dengan waktu, tetapi justru dari pengelompokan jenis yang berguna.

14) Kritik Etis
Kritik etis sangat erat hubungannya dengan falsafah dan keyakinan.

15) Kritik Perspektif
Kritik ini adalah studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan melekat pada hati pembacanya. Kritik ini berusaha untuk menyelidiki seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah patut menerima penghargaan atau patut diabadikan.

16) Kritik Pragmatik
Adalah jenis kritik yang mengarahkan perhatiannya pada kebergunaan ide, ucapan, dalil atau teori yang terdapat dalam suatu karya sastra bagi masyarakat.

17) Kritik Elusidatori (Penjelasan)
Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan penjelasan. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya sastra.

18) Kritik Praktis
Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra bernilai praktis bagi masyarakat atau tidak.

19) Kritik Baru
Bagi para kritikus aliran kritik baru, tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis sang kritikus mengenai seni itu sendiri. 

20) Kritik Psikologis
Kritik psikologis adalah salah satu jenis kritik sastra yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca.

21) Kritik Mitopoeik
Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.

22) Kritik Sosiokultural
Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social ekonomi dan politisinya.

 Ciri-ciri Kritik Sastra yaitu:
- Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
- Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.
- Pertimbangan bersifat obyektif.
- Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
- Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
- Tidak berprasangka.
- Tidak terpengaruh siapa penulisnya.


C. SEJARAH SASTRA
Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan
sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada
masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak
karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi di seputar masalah sastra. Dengan mempelajari sejarah sastra, kita
dapat mengetahui perjalanan sastra dari waktu ke waktu sebagai bagian dari
pemahaman terhadap budaya bangsa.
Tugas sejarawan sastra bukan hanya sekadar mencatat, dan
menginventarisasi karya sastra, tetapi tugasnya lebih dari itu. Sebagai suatu
kegiatan keilmuan sastra, ia harus mendokumentasikan karya sastra
berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala yang ada, pengaruh yang
melatarbelakanginya, karakteristik isi dan tematik, periode-periode yang
memuat karya-karya sastra, serta masalah lainnya yang menyangkut masalah
sastra. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah sastra tidak lepas dari
teori dan kritik sastra.
Sejarah sastra mempunyai ruang cakupan yang cukup luas. Ada sejarah
sastra suatu bangsa, ada sejarah sastra suatu daerah, ada sejarah sastra suatu
kesatuan kebudayaan, ada pula sejarah berdasarkan jenis (genre) sastra, ada
pula sejarah sastra komparatif. Sejarah sastra suatu bangsa, misalnya Sejarah
Sastra Indonesia, Sejarah Sastra Cina, Sejarah Sastra Amerika; Sejarah
sastra daerah, misalnya Sejarah Sastra Bugis, Sejarah Sastra Sunda; Sejarah
sastra suatu kebudayaan, misalnya Sejarah Sastra Klasik, Sejarah Sastra Romantik, Sejarah Sastra Renaissance, Sejarah Sastra Melayu, Sejarah Sastra
Modern, Sejarah sastra berdasarkan genre sastra adalah Sejarah
Perkembangan Puisi, Sejarah Perkembangan Novel, Sejarah Perkembangan
Drama. Sejarah sastra komparatif, yaitu sejarah sastra yang mengkaji dan
membandingkan beberapa karya sastra pada masa lalu, masa pertengahan,
dan masa kini. Yang dikaji dan dibandingkan bisa meliputi karya sastra
antarnegara, atau karya sastra dalam satu negara.
Contoh:
Sebagai salah satu contoh sejarah sastra komparatif dapat Anda ikuti berikut
ini!
Indonesia sebagai negara yang banyak suku bangsa dan ragam
budayanya memiliki cerita rakyat yang hampir sama temanya, misalnya
dongeng tentang asal mula padi sebagai makanan pokok bangsa
Indonesia. Di berbagai daerah di Indonesia cerita ini menyebar dan
dapat dibandingkan sehingga ditemukan kesamaan dan perbedaan jalan
ceritanya. Walaupun terdapat kesamaan tema tetapi terdapat
perbedaan dalam isi (pengembangan) cerita. Cerita-cerita rakyat yang
memiliki kesamaan tema ini merupakan peristiwa sejarah sastra
Nusantara yang memperlihatkan kesatuan budaya yang melandasi
kehidupan bangsa kita.
Pengkajian sejarah sastra di Indonesia belum banyak dilakukan. Teeuw
(1984), mengatakan bahwa sudah terdapat beberapa buku tentang pengkajian
sejarah sastra Indonesia, tetapi pengkajian tersebut belum dapat memuaskan
dari sudut teori sastra. Menurut Teeuw, pengkajian sejarah sastra hendaklah
bertolak dari berbagai cara yang dapat membantu peneliti dalam meneliti
sejarah sastra sehingga menghasilkan sejarah sastra yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selanjutnya Todorov (1985)
mengemukakan bahwa tugas sejarah sastra adalah meneliti keragaman setiap
kategori sastra, meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis, maupun
sinkronis, serta menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari suatu
masa ke masa berikutnya. Tugas yang dilakukan oleh sejarawan sastra tidak
terlepas dari hasil kritik sastra yang dilakukan peneliti sastra. Dari hasil kritik
sastralah sejarawan sastra dapat menggolong-golongkan karya sastra sesuai
dengan kategorinya.
Hubungan Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat di dalam karya sastra, baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun keutuhan sebuah karya sastra. Di sisi lain, kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, serta memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra.
Sasaran kerja kritikus sastra adalah penulis karya sastra dan sekaligus pembaca karya sastra.Untuk memberikan pertimbangan atas karya sastra kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra.
Demikian juga terjadi hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa.
Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan, diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode-periode tertentu.
Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra terjalin keterkaitan.
 
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya orang menyukai sastra. Kata-kata mutiara, ungkapan-ungkapan yang bersifat persuasif yang merupakan salah satu ciri khas keindahan bahasa sastra sering kali digunakan orang dalam situasi berkomunikasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan orang ke arah bersastra.
Untuk memahami dan menikmati karya sastra diperlukan pemahaman tentang teori sastra. Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan fenomena yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra, kita akan memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra.


Daftar Pustaka & Referensi
Wellek & Warren A. (1986). Teori Kesusastraan (Diindonesiakan Melami
Budianta).
Semi Atar M. (1992). Anatomi Sastra. Bandung: Rosda Karya.
Tjahjono Libertus, T. (1986). Sastra Indonesia: Pengantar Teori dan
Apresiasi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Tarigan Guntur H. (1986). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Fananie, Zainuddin. (1982). Telaah Sastra. Surakarta: Muhamadiyah
University Press.
http://sucidwiyani12.blogspot.com/2017/05/hubungan-teori-sastra-kritik-sastra-dan.html?m=1
https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/macam-macam-teori-sastra-dan-pengertiannya/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_sastra
http://arkalalandshary.blogspot.com/2015/11/teori-teori-sastra.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kritik_sastra
https://www.ruangguru.com/blog/hal-hal-penting-pada-penulisan-kritik-dan-esai
https://brainly.co.id/tugas/15185083

Postingan Populer