GENDRE SASTRA KLASIK NUSANTARA
TUGAS LAPORAN BACAAN PERTEMUAN MINGGU Ke – 6
[ GENDRE SASTRA KLASIK ]
MATA KULIAH PENGANTAR PENGKAJIAAN KESUSASTRAAN
Dosen Pengampu : Dr.Abdurahman,M.pd
Nama : Reni Putri Maiheni
NIM : 21016107
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021
1. PENDAHULUAN
Sastra merupakan karya yang indah yang dapat kita nikmati sebagai sebuah hiburan dan juga sebagai dunia pendidikan. Dengan demikian sastra berfungsi untuk menuangkan pikiran dan perasaan kita dan juga kita dapat mengetahui atau membaca pikiran dan perasaan orang lain melalui karyanya. Sastra di Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa sehingga kita kenal dengan sastra klasik (lama).
Dalam setiap pembelajaran sastra sejak dulu hingga sekarang selalu menjadi permasalahan tentu saja permasalahan yang bersifat klasik. Sastra mendorong seorang untuk menerapkan moral baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusaia akan tugas dan kewajiban sebagai mahkluk tuhan,mahluk sosial dan memiliki kepribadaian yang luhur.
Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas sastra sebagai subjek meter dalam menciptakan suatu karya sastra. Realitas yang ada pada masyarakat tertentu akan dituangkan dalam bentuk cerita,puisi maupun dalam sastra lainya.
Bagaimanapun juga masyarakat juga merupakan faktor yang terpenting atau utama tentang keberadaan sastra. Keberhasilan sebuah sastra tidak dilihat dari sejauhmana karya itu dibaca oleh masyarakat akan tetapi sejauh mana sastra itu berpengaruh bagi zaman.
2.PEMBAHASAN
A. GENRE SASTRA KLASIK NUSANTARA
sastra Melayu klasik memeliki heterogenitas dalam sisi fungsional terhadap para pembaca. Dalam kesusastraan melayu klasik terjadi sebuah perkembangan sastra yang cukup pesat. Diantara beberapa karya sastra melayu klasik yang dapat digolongkan dalam lingkup faedah adalah dari beberapa genre sastra sebagai berikut : hikayat berbingkai, hikayat bahtiar, hikayat pelanduk jenaka, karya sastra tersebut bertujuan untuk membimbing tingkah laku orang melayu secara benar. Ada tiga aspek yang bisa dibedakan dari masing-masing karya sastra ditinjau dari aspek resepsinya terhadap pembaca.
1.aspek estetika atau keindahan
karya sastra bisa dikatakan memiliki aspek estetika jika sastra tersebut mampu membangkitkan keseimbangan perasaan dalam jiwa pembacanya, dengan jalan mempengaruhinya melalui keindahan yang inheren pada struktur verbal dan struktur mental karangan sastra, melalui keindahan bunyi dan isinya.
2.aspek faedah atau didaktis
karya sastra bisa dikatakan memiliki aspek faedah atau didaktis jika sastra tersebut mampu mempengaruhi akal pikiran pembacanya, mampu menggiring pikiran pembaca.
3.aspek kesempurnaan rohani
karya sastra bisa dikatakan memiliki aspek faedah atau didaktis jika sastra tersebut mampu meneguhkan iman pembaca, menjelaskan hukum agama, dogma dan metafisika Islam kepadanya, sehingga pembaca menjadi lebih baik keteguhan imannya.
Pemaparan yang telah disajikan dalam makalah ini juga menunjukkan bahwa kesusastraan Melayu klasik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Muli dari proses tarnsisi budayanya dari hinduisme-budhiesme menuju Islam. Kesusastraan Melayu klasik mencapai puncak keemasannya sejalan dengan berkembang pesatnya ajaran Islam di Nusantara. Dari berbagai karya sastra yang dihasilkan, karya sastra yang bercorak tasawuf lebih mendonisasi, baik sastra prosa maupun puisi. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Islam khususnya tasawuf dalam diri para sastrawan Melayu klasik.
B. KARAKTERISTIK SASTRA KLASIK NUSANTARA
Ciri umum pada Sastra melayu klasik :
1.mayoritas hasil sastranya merupakan saduran atau terjemahan dari sastra Arab dan Parsi, biasanya dikerjakan oleh ulama Nusantara yang belajar ke mekkah, atau pedagang yang telah menetap lama di Nusantara.
2.kebanyakan tidak menyebutkan tanggal, waktu, maupun pengarangnya, hal inilah yang menjadi kendala dalam merekonstruksinya dari awal sampai akhir. Tetapi, sastra tersebut masih dapat diidentifikasi lewat huruf, gaya bahasa, dan latar kejadian.
3.karya sastra melayu klasik yang muncul pada zaman kesultanan ini umumnya membawa corak Tasawuf, al-Attas (1972) menyatakan bahwa dalam karya-karya mereka, Islam yang dihadirkan adalah Islam yang ditafsirkan mengikuti konsep-konsep Metafisika dan Teologi Sufi.
4. Bersifat lisan
5. Bersifat istana sentris, bersumber dari kehidupan istana atau para raja
6. Penyebarannya secara lisan
C. CONTOH TEKS/LISAN SASTRA KLASIK NUSANTARA
1. Talibun
sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Contoh :
jalan-jalan membeli celana
celana dibeli model terkini
kubawanya dengan erat
kini engkau jauh di sana
sedih terasa hati ini
menahan rindu begitu berat
2. Karmina
jenis pantun singkat yang terdiri hanya 2 baris saja. Pantun karmina berpola a-a.
contoh :
pohon jati burung dara
hati-hati banyak bicara
D. SITUASI GENRE SASTRA KLASIK NUSANTARA
Sastra Melayu atau Kesusastraan Melayu adalah sastra yang hidup dan berkembang di kawasan Melayu. Sastra Melayu mengalami perkembangan dan penciptaan yang saling mempengaruhi antara satu periode dengan periode yang lain. Situasi masyarakat pada jaman sebelum Hindu, jaman Hindu, jaman peralihan dari Hindu ke Islam, dan jaman Islam, berpengaruh kuat pada hasil-hasil karya sastra Melayu. Terjadi hubungan yang erat antara tahap perkembangan, kehadiran genre, dan faktor lain di luar karya sastra.
Sastra Melayu berkembang pesat pada jaman Islam dan sesudahnya, karena tema-tema yang diangkat seputar kehidupan masyarakat Melayu, meskipun beberapa ada pengaruh asing. Sebelum jaman Islam, konteks penceritaannya lebih berorientasi ke wilayah di luar Melayu, yaitu India dengan latar belakang kebudayaan Hindu.
Yang dimaksud dengan Sastra Melayu Klasik adalah sastra yang hidup dan berkembang di daerah Melayu pada masa sebelum dan sesudah Islam hingga mendekati tahun 1920-an di masa Balai Pustaka. Masa sesudah Islam merupakan zaman dimana sastra Melayu berkembang begitu pesat karena pada masa itu banyak tokoh Islam yang mengembangkan sastra Melayu.
Kesusastraan Melayu sebelum Islam tidak ada nuansa Islam sama sekali dan bentuknya adalah sastra lisan. Isi dan bentuk sastranya lebih banyak bernuansa animisme, dinamisme, dan Hindu-Budha, dan semua hasil karya tersebut dituangkan dalam bentuk prosa dan puisi. Untuk puisi, tampak tertuang ke dalam wujud pantun, peribahasa, teka-teki, talibun, dan mantra. Bentuk yang terakhir ini (mantra), sering dikenal dengan jampi serapah, sembur, dan seru. Sedangkan bentuk prosa, tampak tertuang dalam wujud cerita rakyat yang berisi cerita-cerita sederhana dan berwujud memorat (legenda alam gaib yang merupakan pengetahuan pribadi seseorang), fantasi yang berhubungan dengan makhluk-makhluk halus, hantu dan jembalang.
Perkembangan kesusastraan Melayu sesudah kedatangan Islam ditandai dengan penggunaan Huruf Arab yang kemudian disebut Tulisan Jawi atau Huruf Jawi, yang dalam perkembangannya dikenal dengan istilah Arab Melayu. Hal ini dikarenakan masyarakat Melayu merasa bahwa tulisan tersebut telah menjadi milik dan identitasnya. Huruf Jawi ini diperkenalkan oleh para pendakwah Islam untuk membaca al-Qur`an dan menelaah berbagai jenis kitab dari berbagai disiplin ilmu. Perkembangan penulisan ini sangat pesat karena Islam memperbolehkan semua orang untuk menulis dalam berbagai bidang.
3. PENUTUP
Kesimpulan
Sastra adalah karya yang bersifat indah dan memiliki nilai ajaran yang baik. sedangkan sastra klasik merupakan sastra yang lahir dan tumbuh pada masa lampu atau pada masyarakat lama. Di samping itu juga karya sastra klasik digunakan sebagai sarana dakwah dalam menyampaikan pikiran.
Saran
Kita sebagai mahasiswa khususnya yang duduk di jurusan Bahasa Indonesia harus memiliki pengetahuan yang baik tentang bahasa yang dalam hal ini mengenai sastra klasik.. Hal itu tentu saja akan terwujud apabila kita rajin membaca dan menulis. Dengan membaca dan menulis wawasan kita akan berkembang dan akan semakin matang.
Daftar Pustaka & Referensi
http://sitinurakidah311.blogspot.com/2016/03/karya-sastra-modern-dan-klasik.html?m=1
Luxemburg, Bal Mieke, Westeinjn. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: P.T. Gramedia
Hadimadja Aoh K. 1972. Aliran-aliran Klasik, Romantik dan Realisma dalam Kesusastraan: dasar-dasar perkembangannja. Djakarta: Pustaka Jaya.
wellek, rene dan ausntin warren. 2014.
http://myblogsyamsul.blogspot.com/2015/09/makalah-sastra-klasik.html?m=1